kekuatan atau kelemahan?

Kamis, 12 Maret 2009

Terkadang kelemahan terbesar kita bisa
menjadi kekuatan terbesar kita. Cerita ini
tentang seorang anak berumur 10 tahun yang
memutuskan untuk mempelajari judo, walaupun
dia telah kehilangan tangan kirinya dalam
sebuah kecelakaan mobil.

Anak itu pun memulai latihannya dengan
seorang guru master Judo. Dan selama berlatih
dia menunjukkan kemajuan, akan tetapi setelah
tiga bulan, pelatihnya hanya terus
mengajarkannya satu jurus.

"Guru," anak itu akhirnya berceloteh,
"Bukankah aku seharusnya mempelajari jurus
baru?"

"Jurus ini hanya satu-satunya yang kau tahu,
tapi jurus ini satu-satunya jurus yang kau
butuhkan," jawab Gurunya.

Tetap tidak mengerti, tetapi yakin kepada
perkataan gurunya, anak itu pun terus
berlatih.

Beberapa bulan kemudian, sang Guru membawa
anak itu ke pertandingan judo pertamanya.
Kaget akan kemampuannya, anak itu dengan
mudah memenangkan dua pertandingan
penyisihan. Pertandingan ketiga ternyata
lebih sulit, tetapi setelah beberapa waktu,
lawan anak itu menjadi tidak sabar dan
menyerangnya; sudah pasti anak itu hanya
menggunakan satu-satunya jurus yang
diketahuinya dan menang. Masih terkejut pada
keberhasilannya, kemudian anak itu masuk
babak final.

Kali ini, lawannya lebih besar, lebih kuat
dan pengalaman. Sepintas lalu, anak itu
tampaknya kalah jauh. Khawatir akan
keselamatan anak itu, wasit menetapkan waktu
rehat. Si wasit hampir saja menghentikan
pertandingan ketika Guru anak itu
menghentikannya.

"Tidak," Si Guru bersikeras, "Biarkan dia
melanjutkan pertandingan. "

Beberapa saat setelah pertandingan
dilanjutkan kembali, lawannya melakukan
kesalahan fatal; dia tidak memasang kuda-
kuda. Seketika, anak itu menggunakan
'Jurusnya' untuk mengunci lawannya. Akhirnya,
anak itu memenangkan pertandingan dan
turnamen. Dia menjadi juara.

Dalam perjalanan pulang, Guru dan murid
mengulas setiap jurus dalam tiap
pertandingan. Kemudian anak itu memberanikan
diri untuk bertanya satu hal yang sedang
dipikirkannya.

"Guru, bagaimana saya bisa memenangkan
turnamen itu dengan hanya satu jurus?"

"Kau menang dengan dua alasan," sang Guru
menjawab. "Pertama, kau hampir menguasai
jurus bantingan yang paling sulit dalam judo.
Dan kedua, satu-satunya cara untuk melawan
jurus itu adalah lawanmu harus menangkap
lengan kirimu."

Kelemahan terbesar anak itu telah menjadi
Kekuatan terbesarnya.

Diterjemahkan oleh: David Hamzah Damian
dari "Bits & Pieces, August 15, 1996,
Economic Press Inc"

Terima kasih
MYusuf.or.id

0 komentar: