Taman Bermain part II

Sabtu, 07 November 2009


Jika Kalian membaca bagian pertama, inilah kelanjutan cerita tersebut...! Silahkan menyimak... (~_~)

Lalu anggrek atau badut kecil itu menyelaku ”aku tak pernah perduli kamu pandang aku seperti apa yang jelas ini aku!”. Aku hanya tersenyum memandanginya, dan seketika kulupakan dia. Dan ini kulakukan pada semua anggrek-anggrek di belantara ini.

Tak bisa kupungkiri, kubutuh, kuingin berubah menjadi salah satu duri diantara mawar yang ada. Aku bosan dengan wujud kumbangku ini. Kupikir, kuingat, dan aku bertanya pada sobatku..
”Hai kalbuku, mawar manakah yang cukup indah dan wangi bagimu? Aku cukup kasihan denganmu, karena kau cukup keriput tanpa ada bau sekuntum mawar yang mengantarmu tuk terlelap di malam hari dan menemanimu tersenyum di siang hari”. Sobatku berkata ”Coba kau petikan mawar yang pernah kita temukan di salah satu pohon bermain dalam belantara ini. Mungkin saja dia telah berwujud anggrek walaupun tidak, mungkin saja durinya telah lapuk meski kau tak bermaksud dan tak berusaha tuk mematahkan durinya.”

Di hari lain, kumemandang jau sambil memanjangkan leherku mencari mawar itu. Kucoba menghampiri pohon bermain, dan tak kulihat sosoknya hingga kutemukan ia di sela pepohonan yang sangat rindang dan buahnya cukup mudah dijangkau oleh orang-orang meski buahnya tak terlalu manis dan tak terlalu enak namun cukup layak tuk dimakan. Akupun mulai bertanya jawab dengan sang mawar, ”Duhai bunga berduri dapatkah kau bantu aku tuk mencari beberapa potong cahaya mentari di sela-sela hari bosanku dan keluar dari belantara ini, mencari beberapa gunung buat didaki atau menelusuri beberapa sungai tuk dialiri. Karena belantara dan di luar sana cukup menyesatkan bagiku”.
Yang berduri itu menjawabku, ”Cukup tak sulit bagiku tuk membantumu dan cukup bilang berapa potong cahaya mentari yang kau butuhkan, dan gunung serta sungai mana yang kau arungi”.
Kucoba bersiul lagi kepadanya, ”Cukup riuh sobatku, jika hal ini sampai mematahkan durimu, dan sobatku tak menginginkan hal itu”.
Dengan mekarnya dia bertanya, ”Kutak pernah tanya hal itu kan?Dan aku cukup lupa serta kuharap kau juga lupa”. Dengan saling senyum, kutinggalkan ia di pohon rindang itu.

Dalam hening, kulamunkan pertemuan tadi hingga kuanggap itu hanyalah sebuah nyanyian malam yang paginya berganti dengan lagu yang lain. Karena aku tidak mau dianggap seekor kumbang yang suka mematahkan duri mawar-mawar yang ada di belantara ini.

Dengan sedikit dahaga akan madu bunga, aku melangkah dengan berat menjalani hari-hari hampaku. Aku teringat akan anggrek yang dalam pandanganku dia adalah sesosok badut kecil, dan kucari akhirnya kutemukan juga. Dengan buaian yang sama kulantunkan juga nyanyian malam itu yang kuharap dia bisa menjadi temansobatku. Dalam buaian itu aku tau kalau dia adala sekuntum melati meskipun kadang dia menyebut dirinya anggrek. Kucoba tawarkan dia tuk tinggal bersama sobatku dan iapun tak menolak. Akhirnya diapun berwujud mawar dan sobatkupun dengan tawa telah menjadi durinya, meskipun aku tak pernah bisa memandangnya sebagai mawar melainkan sosok ”si Badut Kecil”.

Writer,
Akasha

Taman Bermain

Rabu, 04 November 2009


Cerpen yang kubuat sendiri berdasarkan pengalaman seorang teman,। Maka, Saya buatlah cerpen ini untuk selalu ingat kejadian singkat yang mengherankan. Saya akan kirimkan beberapa potongan cerita, semoga kalian bisa simak dan ikuti.

======================================================================

Kutinggalkan tanjung tercintaku, yang katanya hanya menunjuk suatu tanjung yang dalam pandanganku hanya suatu tempat dimana aku bisa wujudkan diri. Meski aku tak tau, aku akan beli satu stel baju apa? Namun dalam tengilnya aku dan apa adanya aku jalani saja labuhan ini bersama orang-orang yang awalnya gak pernah kukenal sama sekali.

Akhirnya aku sampai juga di tanjung ini, yang kata orang cukup menyenangkan dan cukup ngeri tuk dihadapi sendirian. Aku tak pernah mimpi atau punya keinginan tuk kembali ke tanjung ini, tapi kuyakin semua telah Dia atur untuk kebaikanku. Di tanjung ini aku dituntut tuk mengenal, tuk tau, tuk bisa mengatur, tuk bisa menekan, tuk bisa merasakan sesuatu, pokoknya harus bisa deh!!!

Di suatu waktu yang tak pernah kusengaja, ku lewati sebuah pohon yang biasanya dipakai buat mainan oleh orang-orang. Di sela pohon itu, tanpa sengaja kulihat sekuntum bunga yang mana aku tak pernah tau apakah itu anggrek, mawar, atau melati? Dengan tengil aku coba dekati bunga itu, sambil aku tanya ”kamu itu apa sih?” terus dia jawab dengan heran dan tegarnya ”aku adalah mawar!!!”. Oh, ternyata dia adalah mawar... dengan seketika aku berpaling dan coba tuk lupakannya, karena kusadar dan aku tau dia itu berduri meski hatiku dan diriku tak perdulikan hal itu.

Di hari lain yang tak pernah kuingat itu hari apa, ku lenggangkan dengan ringan langkah jelekku, lumayan bahagia, tanpa beban dan tak jelas. Kujalani saja semua hingga lelah dan akupun tertidur!!!

***

Aku terbangun dan mulai jalani dan jalani semua yang ada, yang kurasa ini adalah mainan belaka. Sewaktu-waktu aku berubah menjadi seekor kumbang, yang hanya terbang kesana kemari mencium bau harum bunga tanpa berkeinginan tuk mengisap madunya atau berubah menjadi duri di salah satu mawar yang ada. Meski telah cukup lama aku tak mengisi kalbu ini dengan salju cinta, seperti layaknya orang-orang atau bak kumbang yang berubah menjadi duri sekuntum mawar.

Dalam alunan ombak itu, ku terhanyut, kuikuti dan kutemukan juga sekuntum bunga yang awalnya tanpa berkeinginan, tanpa dorongan apapun aku memandangnya. Tapi dalam sosok yang berbeda yaitu selayak badut kecil yang cukup menyenangkan, walau semuanya tak pernah terlintas di benakku. Hari demi hari badut kecil ini selalu terlintas dihadapanku, meski sering aku lontarkan sedikit pasir ke wajahnya. ”Kamu anggrek kan?, tapi kenapa kau bersosok badut seperti itu?”. Lalu anggrek atau badut kecil itu menyelaku ”aku tak pernah perduli kamu pandang aku seperti apa yang jelas ini aku!”.

To be Continue...

Writer,
Akasha